Sabtu, 31 Oktober 2015

CELAKA KARENA SOMBONG

CELAKA  KARENA  SOMBONG

            Dahulu  ada  seekor  keledai  dan  seekor  srigala  yang berteman baik. Bersama-sama mereka berkelana mencari makanan.
            “Hari ini aku ingin makan buah semangka,” kata si keledai. “Ayo kita pergi dan mencari ladang semangka.”
            Keledai dan srigala mencari di semua tempat dan pada akhirnya mereka menemukan sebuah ladang penuh dengan buah semangka besar-besar dan masak.
            Keduanya menunggu malam tiba sehingga mereka dapat memasuki tanpa terlihat orang.
            “Wah,” kata si keledai, “Lihatlah semua semangka yang masak itu.”
            Dengan cepat ia memakan buah semangka sebanyak yang dapat ia lakukan.
            Setelah keledai dan srigala mengisi perutnya, si srigala berkata, “ Ayo kita kembali, nanti terlambat.”
            “Mengapa kita harus kembali buru-buru?” Angin bertiup sepoi-sepoi, bintang-bintang berkelip di langit, bulan bersinar cemerlang. Aku belum ingin kembali. Ternyata makan semua buah semangka yang lezat ini menbuatku merasa sangat nyaman. Aku ingin merasa ingin  menyanyi.” Dengan lagak sombong si keledai menyanyikan sebuah lagu.
            “Hentikan berisik yang sangat memekakkan itu, kamu bodoh !” teriak srigala, “Para petani akan mendengar dan datang kesini!”
            “Apa, berisik katamu. Kamu sebut nyanyianku yang merdu ini sebagai berisik?” kata keledai dengan marah. “Aku rasa kamu iri padaku, karena kamu tidak dapat menyanyi separuh saja dari kemampuanku”.
            “Kalau demikian, kamu menyanyilah terus. Aku lebih baik menunggu di luar kebun saja,” kata srigala cepat-cepat keluar dari kebun.”
            “Hii, Haw, hoek, hoekkk!” teriak si keledai. “Hii, Haw, Hoek, hoekkk.”
Keledai mengira suaranya amat merdu. Dia bahkan menuduh temannya yaitu srigala sengaja keluar hanya karena tidak bisa menyanyi seperti dirinya.
            Ketika Pak Tani mendengar ringkikan keledai yang melengking itu, dia merasa heran.
            “Ada apa ya ? Siapa yang bersuara di kebun....?”
            “Kurangajar! Ada seseorang atau sesuatu yang memasuki kebun semangkaku, awas ya! Tidak aku ampuni kau!” Kata Pak Tani sambil berlari cepat.
            “Kamu pencuri!” teriak Pak Tani memukuli si keledai dengan keras. “Rasakan pentungan ini karena mencuri semangka kami.”
            “Bak! Buk! Bak! Buk!’’ berkali-kali Pak Tani menggebuki Si keledai. Si keledai ambruk akibat pukulan Pak Tani.
            “Bagaimana? Klenger nggak kamu? Kukira keledai ini telah mati, heeem aku masih banyak pekerjaan, terpaksa kau tinggalkan saja di sini!” kata pak Tani.
            Setelah para petani meninggalkannya, Sang  srigala mendekati Si keledai dan berkata, “Bukankah aku telah memperingatkanmu?”
            “Yah, karena kebodohanku sendirilah menyebabkan aku dipukuli,“ rintih Si keledai menahan sakit sambil berusaha berdiri.
            Lain kali aku akan mendengarkan nasihat baik yang diberikan kepadaku secara lebih cermat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar